Welcome To Elis Blog

Selasa, 02 November 2010

Tradisi Idul Fitri dan Tahun Baru Masyarakat Sipirok

Di daerah saya, Sipirok, Tap-Sel, ada suatu tradisi unik dihari besar keagamaan dua agama besar, dimalam tahun baru dan pada saat idul fitri. Tradisi ini hanya terdapat di Sipirok aatu Tap-Sel pada umumnya. Bagi masyarakat muslim, tradisi menjelang idul fitri tersebut adalah makan subuh pada hari pertama sesudah puasa usai, yang disebut dengan “Mangan fajar”. Sesuai namanya makan artinya makan, fajar artinya fajar, makan bersama ini dilakukan sebelum fajar menyingsing.
Mangan fajar biasa dilakukan dirumah orang tua, atau rumah anak pertama yang biasanya merupakan rumah warisan keluarga, atau rumah bersama yang disebut “bagas parsadaan”.
Kalau urusan makanan, biasanya disediakan oleh pemilik rumah, namun tidak menutup kemungkinan kalau keluarga yang pulang dari perantauan juga membawa makanan. Sehingga kelurga yang tinggal dirumah tersebut, tidak pperlu terbebani dengan kedatangan keluarga lain. Tradisi ini bukan hanya merupakan acara makan bersama semata, moment ini juga merupakan kesempatan untuk minta maaf kepada seluruh anggota keluarga. Baik orangtua, kakak adik dan oppung(kakek/nenek)
Setiap anggota keluarga bergiliran berbicara dan minta maaf, kemudian dilanjutkan dengan bersalaman, lalu makan. Acara makan selesai tepat saat matahari terbit dan seluruh anggota keluarga bersama-sama pergi ke Masjid untuk sholat id.
Bagi masyarakat Kristiani, tradisi tahun baruan hamper sama dengan tradisi idul fitri. Tepat jam 12 malam,saat pergantian tahun, umat kristiani bangun untuk beribadah mengucap syukur karena telah berhasil melewati tahun tahun yang lama dan kemudian berada di tahun yang baru.
Ibadah dilakukan di “bagas parsadaan” keluarga. Acara dimulai dengan ibadah, berdoa, bernyanyi, dan membaca Alkitab. Kemudian saling meminta maaf antara seluruh anggota keluarga. Acara diakhiri dengan bersalaman, lalu bersama mencicipi kue tahun baru. Setelah selesai seluruh acara, setiap orang diberi kebebasan untuk memilih tetap berjaga sampai pagi atau melanjutkan tidur. Namun biasanya bagi anak-anak mudanya, pergi berkumpul ke Gereja, menunggu datangnya pagi, sambil membunyikan lonceng Gereja setiap satu jam, untuk menandakan bahwa hari barudi tahun baru telah tiba. Paginya seluruh anggot keluarga pergi ke gereja untuk melakukan ibadah.
Tradisi yang sangat saya senangi dan tunggu di hari besar kedua agama ini adalah “manjambar” yang artinya tukaran kue. Saat idul fitri, umat muslim akan memberikan sepiring kue lebaran yang dibungkus dengan kain kecil kepada umat kristiani. Dan saat tahun baru, umat kristiani juga melakukan hal yang sama.
Masyrakat sering mengatakan bahwa tradisi ini merupakan ungkapan berbagi kebahagiaan. Kerukunan umat beragama di daerah Tap-Sel memang patut diacungi jempol. Saya begitu bahagia dappat tinggal di daerah ini.Lahir dan besar didaerah yang selalu rukun dan memiliki rasa persaudaraan yang kuat, yang membuat saya tahu betapa indahnya perbedaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar